Senja itu aku bertemu dan mendengar curhatan kisah perjalanan hidup
Mevrow ,beberapa bulan setelah masa tugasnya di Negeri Eden selama 3
tahun berakhir.Kata Mevrow di dalam skenario kali ini dia memulai jalan
baru lagi.Jalan yang sama seperti dulu 9 tahun telah terlewati,kembali
harus dilalui. Mevrowpun berpikir dan merenung kenapa dia harus melewati
jalan ini lagi?.
Izinkan aku untuk sedikit membuka buku berdebu milik Mevrow.Memang benar kalau skenario sebelum ini Sang Penggerak Prima pernah bercanda dengan Mevrow.Entah mengapa beliau dahulu menantangnya untuk memasuki sebuah "dunia baru" bernama Negeri Eden yang terletak di pinggir semesta,sebuah tempat dimana dahulu Mevrow takuti. Dulu Mevrow sangat skeptis dengan dunia itu,bahkan lebih radikal dari pandangan skeptis filsuf David Hume. Dia sempat berpikir bahwa dunia utopis itu dipenuhi oleh sejenis Alien kejam nan menakutkan.Mevrow membayangkan bentuk rupa Alien tersebut seperti salah satu karakter Stronghold Crusaders yang senang sekali mengatakan Infidel. Mevrow berseloroh dengan percaya diri "Aku terima skenario tantanganmu wahai Sang Penggerak Prima,akan Aku mainkan!".
Mevrow memulai langkah pertamanya memasuki dunia baru itu dengan perlahan dan was-was. Aku berpikir wajar Mevrow melakukannya mengingat kabar burung yang Mevrow terima selama ini mengenai tempat itu. Di dalam hati Mevrow berkelakar "oh di negeri kecil ini toh para Alien itu berkumpul". Mevrow terus bercerita kepadaku tentang keanehan-keanehan yang tidak pernah dia temui sebelumnya. Mevrow berbisik pelan kepadaku,sambil nyeruput kopi nasgithel angkringan Lik Pri dikala hujan "ada benernya dam apa kata Yu Djum,Dek Sigmund dan Cak Ali","bener apanya,Vrow?" sahutku penasaran.Lik Pri tiba-tiba nyeletuk sambil terkekeh "Jangan sok misterius gitu toh Dek Mevrow","Ah Lik Pri merusak suasana" pungkas Mevrow.
Mevrow Kembali meneruskan ceritanya ,"Di dunia utopis itu semua serba aneh dam,masak di sana sering banjir tapi nggak ada airnya,terus alien yang aku bayangkan itu ternyata makhluk setengah malikat dam",mendengar ocehan Mevrow Aku hanya manggut-manggut. Mevrow bercerita panjang lebar mengenai kesan pertamanya. Dia juga mengalami fase adaptasi yang berat selama 7 hari. Di Negeri Eden itu Mevrow mengalami culture shock,Aku sebenarnya tahu kalau Mevrow yang eks sufi dan post-Agnostik itu pasti mengalami banyak paradoks yang hebat dalam dirinya, bahkan mungkin lebih membingungkan dari paradoks zeno atau juga mungkin lebih rumit dari pemikiran Heraclitus. Akan tetapi,Aku sempatkan hadir dalam setiap persimpangan yang Mevrow alami. Aku berkeyakinan hidup ini seperti butterfly effect,Aku tak ingin melihat Mevrow dimasa depan menjadi pribadi yang buruk dan mengutukku ketika bertemu di akhirat kelak.Sebagai sahabat Mevrow , Aku hanya bisa menyarankan kepadanya untuk kembali merenungi dirinya....(Bersambung)
Penulis : Monsieur Mevrow
Posting Komentar