Cerita
berlanjut di tengah masa bakti Mevrow.Hati Mevrow yang bertolak dengan keinginan
si pemilik lebih memilih untuk berjalan ke kanan dan seketika itu paradoks
Mevrowpun berakhir. Dia tiba-tiba bercerita kepadaku kalau perkataan Yu
Djum,Dek Sigmud dan Cak Ali dulu itu salah kaprah. Seperti biasanya Mevrow
bercerita bak ‘penyiar radio’ yang sedang on
air. Akan tetapi,Aku menerawang ada perubahan besar pada diri Mevrow,entah
apa. Aku masih ingat dalam benak, sebelum memasuki Negeri Eden Mevrow itu termasuk
‘orang yang bermasalah’, dulu dia memiliki gaya hidup yang buruk.
Menurutku Mevrow bahkan lebih buruk dari
Iblis sekalipun yang masih mengamini bahwa dia diciptakan.
Seiring
berjalannya waktu aku sedikit lega melihat Mevrow telah berubah 100’ lebih
baik. Entah mengapa aku masih sedikit
‘pangling’ dengan keadaan Mevrow sekarang (1 tahun di negeri eden). Ah sudahlah
daamm.. Allah itu maha membolak-balikkan hati manusia, orang buruk jadi baik
itu biasa yang aneh orang baik jadi buruk. Aku melihat Mevrow sekarang
dikelilingi oleh teman-teman baiknya makhluk setengah malaikat. Meskipun dalam
masa baktinya, dia selalu menyempatkan diri untuk bersua denganku.
“temanku satu ini memang sangat istimewa ” pikirku waktu itu.
Ya memang menurutku pertemanan,persahabatan,persaudaraan dan entah apa nama selainnya itu sama saja, bagiku yang terpenting bukanlah ‘kemasan’ tetapi ‘isi’nya. Kata Mevrow yang sekarang mendadak jadi kayak ‘Ustadz’,
“persahabatan terbaik itu punya visi yang sama yaitu persahabatan yang berorientasi pada kebaikan, ibarat minyak itu nggak bakalan mau nyampur sama air”. Lanjut Mevrow
“nggak mungkin dam orang yang benar-benar baik kok sukanya dugem,atau orang yang kerjaannya mabuk kok langsung kamu ajak ke pengajian,,ya beratlah”. Aku sebenarnya tidak terlalu peduli dengan ocehan ‘Ustadz Mevrow’,tapi beberapa saat aku pikir sepertinya ada benarnya juga perkataan sohibku ini.
“temanku satu ini memang sangat istimewa ” pikirku waktu itu.
Ya memang menurutku pertemanan,persahabatan,persaudaraan dan entah apa nama selainnya itu sama saja, bagiku yang terpenting bukanlah ‘kemasan’ tetapi ‘isi’nya. Kata Mevrow yang sekarang mendadak jadi kayak ‘Ustadz’,
“persahabatan terbaik itu punya visi yang sama yaitu persahabatan yang berorientasi pada kebaikan, ibarat minyak itu nggak bakalan mau nyampur sama air”. Lanjut Mevrow
“nggak mungkin dam orang yang benar-benar baik kok sukanya dugem,atau orang yang kerjaannya mabuk kok langsung kamu ajak ke pengajian,,ya beratlah”. Aku sebenarnya tidak terlalu peduli dengan ocehan ‘Ustadz Mevrow’,tapi beberapa saat aku pikir sepertinya ada benarnya juga perkataan sohibku ini.
Kegiatanku
sore hari seperti biasa ngopi nasgithel di
angkringannya pak Pri sambil cerita ngalor-ngidul
nggak jelas.
“Dam kamu tau berita yang lagi booming di dunia sebelah?” tanyanya sambil nyuci piring.
“Berita yang mana pak?” sahutku,
“Itu yang jadi viral,wartegnya sabeni”,
“Hah Sabeni?”,
“Iya sabeni”
“Maksudnya Saeni ya pak?” tanyaku sambil terkekeh
“Oalah iya itu,,Saeni”.
“ Itu menurutku cuman berita rekayasanya Kempes TV aja pak” balasku,
“Oalah gitu to,kok ya orang-orang sekarang bisa sejahat itu ya dam”
“Ya namanya juga hamba nafsu pak, walaupun imannya tebel kalo ketemu yang namanya harta,tahta atau wanita juga goyah” selorohku sambil nyeruput kopi nasgithel yang sudah mulai mendingin.
(Bersambung)
“Dam kamu tau berita yang lagi booming di dunia sebelah?” tanyanya sambil nyuci piring.
“Berita yang mana pak?” sahutku,
“Itu yang jadi viral,wartegnya sabeni”,
“Hah Sabeni?”,
“Iya sabeni”
“Maksudnya Saeni ya pak?” tanyaku sambil terkekeh
“Oalah iya itu,,Saeni”.
“ Itu menurutku cuman berita rekayasanya Kempes TV aja pak” balasku,
“Oalah gitu to,kok ya orang-orang sekarang bisa sejahat itu ya dam”
“Ya namanya juga hamba nafsu pak, walaupun imannya tebel kalo ketemu yang namanya harta,tahta atau wanita juga goyah” selorohku sambil nyeruput kopi nasgithel yang sudah mulai mendingin.
(Bersambung)
Posting Komentar