Nama : Adam Rifa'i (15/379709/PN/14163)   

 BAB I
    PENDAHULUAN
A . Latar Belakang
            Tanah adalah bagian yang terdapat pada kerak bumi yang tersusun atas mineral dan bahan organik. Tanah juga didefinisikan sebagai akumulasi tubuh tanah alam bebas, menduduki sebagian besar permukaan planet bumi, yang mampu menumbuhkan tanaman dan memiliki sifat sebagai  akibat  pengaruh  iklim dan jasad  hidup yang  bertindak  terhadap bahan induk  dalam  keadaan  relief  tertentu  selama  jangka  waktu  tertentu  pula. Tanah merupakan salah satu penunjang yang membantu kehidupan semua mahluk hidup yang ada di bumi. Ilmu tanah sebagai ilmu pengetahuan alam yang  masih  muda,  sehingga  masih belum lengkap  untuk   menampung  semua   persoalan   teori  dan  praktek  dengan memuaskan. Untuk  membahas  ilmu ini dapat ditempuh dua jalan yang  berbeda dalam sudut pandangnya adalah :
Pedologi : ilmu tanah yang mempelajari tanah sebagai suatu bagian dari alam   yang berada dipermukaan bumi, yang menekankan hubungan antara tanah itu sendiri dengan faktor pembentuknya.

Edaphologi : ilmu tanah yang mempelajari tanah sebagai suatu alat produksi  pertanian  yaitu  yang mempelajari  tanah  sebagai  alat  dengan hubungannya  pada tanaman.
        Dalam kenyatannya  sebagian besar dari tanah yang  ada  dipermukaan  bumi ini dipergunakan  sebagai  usaha  pertanian,  maka  dapat  dikatakan  bahwa tanah adalah  alat  produksi  yang  menghasilkan  berbagai  produk pertanian. Sehingga tanah   merupakan  komponen   hidup  dari  lingkungan  yang   penting,   yang dimanipulasi  untuk mempengaruhi  tanaman dengan  memperhatikan  sifat  fisik, kimia  dan  biologinya.
Pada dasarnya, tanah merupakan tubuh alam. Namun demikian, banyak tanah yang memperlihatkan tanda-tanda pengaruh antropogen. Sebagai contoh struktur tanah berubah-ubah karena lalu lintas, susunan kimia tanah berubah karena irigasi dan pemupukan. Struktur sendiri merupakan susunan zarah-zarah tanah yang saling berikatan, membentuk agregat dengan bantuan bahan sementasi/perekat (misalnya humus, kapur, oksida besi/aluminium, dan sekresi/ekskresi tumbuhan dan jasad renik. Oleh karena itu, struktur tanah merupakan bagian dari sifat fisik tanah.
A.    Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan struktur tanah
2.      Apa saja macam-macam struktur tanah
3.      Apa yang dimaksud profil dan solum tnah
 
C .  Tujuan
1.      Untuk mengetahui yang dimaksud dengan struktur tanah
2.      Untuk mengetahui yang dimaksud macam-macam struktur tanah
3.      Untuk mengetahui yang dimaksud profil dan solum tanah


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Struktur tanah merupakan gumpalan kecil dari butir-butir tanah. Gumpalan ini terjadi karena butir-butir pasir, debu dan lempung terikat satu sama lain oleh suatu perekat seperti bahan organik, oksida-oksida besi dan lain-lain. Gumpalan-gumpalan kecil ini mempunyai bentuk, ukuran dan kemantapan yang berbeda-beda.  Tanah yang dikatakan tidak berstruktur bila butir-butir tanah tidak melekat satu sama lain (disebut lepas, misalnya tanah pasir) atau yang saling melekat menjadi satu satuan yang padu (kompak) dan disebut massive atau pejal( Hardjowigeno,1987).
         Selanjutnya menurut Hardjowigeno (1987), tanah yang berstruktur baik mempunyai tata udara yang baik, unsur-unsur hara lebih mudah tersedia dan mudah diolah. Struktur tanah yang baik adalah yang bentuknya membulat sehingga tidak dapat saling bersinggungan dengan rapat. Akibatnya pori-pori tanah banyak terbentuk, di samping itu tanah tidak mudah rusak sehingga pori-pori tanah tidak cepat tertutup bila terjadi hujan. 
Partikel-partikel primer di dalam tanah tergantung dalam suatu kelompok yang dinamakan sebagai agregat tanah, yang merupakan satuan dasr struktur tanah. Agregat terbentuk diawali dengan suatu mekanisme yang menyatukan pertikel-partikel primer membentuk kelompok atau gugus (cluster) dan dilanjutkan dengan adanya sesuatu yang dapat mengikat menjadi lebih kuat (sementasi) (Baroto dan Siradz, 2006).
Struktur tanah merupakan sifat fisik tanah yang menggambarkan susunan keruangan partikel-partikel tanah yang bergantung satu dengan yang lain membentuk agregat. Dalam tinjauan morfologi, struktur tanah diartikan sebagai susunan partikel-partikel primer menjadi satu kelompok partikel (cluster) yang disebut agregat, yang dapat dipisah-pisahkan kembali serta mempunyai sifat yang berbeda dari sekumpulan partikel primer yang tidak teragregasi (Wiyono et al., 2006).
Struktur tanah dipengaruhi oleh kandungan bahan organik, perharaan, kation, dan mikroorganisme. Bila terjadi kerusakan pada tanah maka diperlukan perbaikan tanah agar tanaman dapat tumbuh dengan baik, seperti pada tanah podzolik dilakukan dengan memperbaiki kandungan organiknya, meningkatkan unsur hara seperti fosfor dari oksida Fe dan Al, selain itu juga memperbaiki sifat fisik dan struktur tanahnya dan membentuk senyawa kompleks dengan unsur mikro sehingga mengurangi proses pencucian sulfur (Anonim, 2005).
Pada dasarnya struktur tanah adalah kondisi fisik yang berbeda dari bahan awalnya dan dapat berhubungan dengan proses-proses pembentukan tanah. Untuk tanah tersebut menggambarkan struktur dalam profil tanah yang terbaik adalah untuk memeriksa seberapa jauh mengenali unit structural yang lebih besar (Kohnke. 1986).
Struktur tanah dapat dibagi ke dalam tiga bentuk yaitu berbutir tunggal, massif, dan beragregat. Apabila keseluruhan partikel tanah saling lepas satu sama lain, seperti yang dapat kita jumpai pada tanah berkelas tekstur pasir, struktur tanahnya dikatakan berbutir tunggak. Dalam pustaka lama, masih disebut sebagai tanah yang tidak bertekstur atau berbutir lepas. Sebaliknya apabila partikel-partikel tanah saling beriaktan kuat, maka struktur tanahnya disebut massif (Indranada, 1986).
Fase padat tanah terdiri dari partikel dengan ukuran terkumpul bersama dalam jalan yang berbeda-beda. Hasil struktur dan ukuran, bentuk dan penyusun dari agregat-agregat dapat menjadi terpisah selama terjadi keretakan dan permukaan alami dari kelemahan yang dicatat sebagai dasar karakteristik tanah. Agregat adalah bentuk dan ukuran yang irregular tetapi tidak pernah dibedakan meskipun ada alasan untuk membedakannya, yaitu kekerasan yang sama (Marshall dan Holmes, 1978).
Struktur tanah adalah penyusunan zarah-zarah tanah individual satu terhadap yang lain menjadi suatu pola. Struktur tanah adalah susunan pori-pori tanah kecil, sedang dan besar dalam suatu pola .Struktur tanah bukan merupakan faktor tumbuh tanama tetapi berpengaruh terhadap semua factor pertumbuhan tanaman, seperti dalam hal pemasokan air,aerasi, ketersediaan hara, kegiatan mikrobia,penembusan akar dll. (Dwi Priyo Ariyanto,2010


BAB III
PEMBAHASAN
A . Sruktur Tanah
Struktur tanah merupakan sifat fisik tanah yang menggambarkan susunan ruangan partikel-partikel tanah yang bergabung satu dengan yang lain membentuk agregat dari hasil proses pedogenesis.
Struktur tanah berhubungan dengan cara di mana, partikel pasir, debu dan liat relatif disusun satu sama lain. Di dalam tanah dengan struktur yang baik, partikel pasir dan debu dipegang bersama pada agregat-agregat (gumpalan kecil) oleh liat humus dan kalsium. Ruang kosong yang besar antara agregat (makropori) membentuk sirkulasi air dan udara juga akar tanaman untuk tumbuh ke bawah pada tanah yang lebih dalam. Sedangkan ruangan kosong yang kecil ( mikropori) memegang air untuk kebutuhan tanaman. Idealnya bahwa struktur disebut granular. Struktur tanah yang baik adalah mengandung udara dan air dalam jumlah cukup dan seimbang serta mantap. Struktur seperti ini hanya terdapat pada ruang pori-pori besar dengan perbandingan yang sama antara pori-pori makro dan mikro serta tahan terhadap kekuatan tetesan air hujan. Selain itu struktur yang baik mempunyai perbandingan antara padatan, air dan udara yang sama.
Pengaruh struktur dan tekstur tanah terhadap pertumbuhan tanaman terjadi secara langsugung. Struktur tanah yang remah (ringan) pada umumnya menghasilkan laju pertumbuhan tanaman pakan dan produksi persatuan waktu yang lebih tinggi dibandingkan dengan struktur tanah yang padat. Jumlah dan panjang akar pada tanaman makanan ternak yang tumbuh pada tanah remah umumnya lebih banyak dibandingkan dengan akar tanaman makanan ternak yang tumbuh pada tanah berstruktur berat. Hal ini disebabkan perkembangan akar pada tanah berstruktur ringan/remah lebih cepat per satuan waktu dibandingkan akar tanaman pada tanah kompak, sebagai akibat mudahnya intersepsi akar pada setiap pori-pori tanah yang memang tersedia banyak pada tanah remah. Selain itu akar memiliki kesempatan untuk bernafas secara maksimal pada tanah yang berpori, dibandiangkan pada tanah yang padat. Sebaliknya bagi tanaman makanan ternak yang tumbuh pada tanah yang bertekstur halus seperti tanah berlempung tinggi, sulit mengembangkan akarnya karena sulit bagi akar untuk menyebar akibat rendahnya pori-pori tanah. Akar tanaman akan mengalami kesulitan untuk menembus struktur tanah yang padat, sehingga perakaran tidak berkembang dengan baik. Aktifitas akar tanaman dan organisme tanah merupakan salah satu faktor utama pembentuk agregat tanah.

Kedalaman atau solum, tekstur, dan struktur tanah menentukan besar kecilnya air limpasan permukaan dan laju penjenuhan tanah oleh air. Pada tanah bersolum dalam (>90 cm), struktur gembur, dan penutupan lahan rapat, sebagian besar air hujan terinfiltrasi ke dalam tanah dan hanya sebagian kecil yang menjadi air limpasan permukaan (longsor). Sebaliknya, pada tanah bersolum dangkal, struktur padat, dan penutupan lahan kurang rapat, hanya sebagian kecil air hujan yang terinfiltrasi dan sebagian besar menjadi aliran permukaan (longsor).

B . Pembentukan Agregat
Menurut Gedroits (1955) ada dua tingkatan pembentuk agregat tanah, yaitu:
1. Kaogulasi koloid tanah (pengaruh Ca2+) kedalam agregat tanah mikro
2. Sementasi (pengikat) agregat mikro kedalam agregat makro.
Teori pembentukan tanah berdasarkan flokulasi dapat terjadi pada tanah yang berada dalam larutan, misal pada tanah yang agregatnya telah dihancurkan oleh air hujan atau pada tanah sawah. Menurut utomo dan Dexter (1982) menyatakan bahwa retakan terjadi karena pembengkakan dan pengerutan sebagai akibat dari pembasahan dan pengeringan yang berperan penting dalam pembentukan agregat.
Dapat diambil kesimpulan bahwa agregat tanah terbentuk sebagai akibat adanya interaksi dari butiran tunggal, liat, oksioda besi/ almunium dan bahan organik. Agregat yang baik terbentuk karena flokuasi maupun oleh terjadinya retakan tanah yang kemudian dimantapkan oleh pengikat (sementasi) yang terjadi secara kimia atau adanya aktifitas biologi.

C . Faktor Yang Mempengaruhi Pembentukan Agregat
1. Bahan Induk
Variasi penyusun tanah tersebut mempengaruhi pembentukan agregat-agregat tanah serta kemantapan yang terbentuk. Kandungan liat menentukan dalam pembentukan agregat, karena liat berfungsi sebagai pengikat yang diabsorbsi pada permukaan butiran pasir dan setelah dihidrasi tingkat reversiblenya sangat lambat. Kandungan liat > 30% akan berpengaruh terhadap agregasi, sedangakan kandungan liat < 30% tidak berpengaruh terhadap agregasi.
2. Bahan organik tanah
Bahan organik tanah merupakan bahan pengikat setelah mengalami pencucian. Pencucian tersebut dipercepat dengan adanya organisme tanah. Sehingga bahan organik dan organisme di dalam tanah saling berhubungan erat.
3. Tanaman
Tanaman pada suatu wilayah dapat membantu pembentukan agregat yang mantap. Akar tanaman dapat menembus tanah dan membentuk celah-celah. Disamping itu dengan adanya tekanan akar, maka butir-butir tanah semakin melekat dan padat. Selain itu celah-celah tersebut dapat terbentuk dari air yang diserp oleh tnaman tesebut.
4. Organisme tanah
Organisme tanah dapat mempercepat terbentuknya agregat. Selain itu juga mampu berperan langsung dengan membuat lubang dan menggemburkna tanaman.Secara tidak langsung merombak sisa-sisa tanaman yang setelah dipergunakan akan dikeluarlan lagi menjadi bahan pengikat tanah.
5. Waktu
Waktu menentukan semua faktor pembentuk tanah berjalan. Semakin lama waktu berjalan, maka agregat yang terbentuk pada tanah tersebut semakin mantap.
6. Iklim
Iklim berpengaruh terhadap proses pengeringan, pembasahan, pembekuan, pencairan. Iklim merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap pembentukan agregat tanah.

D. Macam Macam Struktur Tanah
1. Struktu tanah berbutir (granular): Agregat yang membulat, biasanya diameternya tidak lebih dari 2 cm. Umumnya terdapat pada horizon A yang dalam keadaan lepas disebut “Crumbs” atau Spherical.
2. Kubus (Bloky): Berbentuk jika sumber horizontal sama dengan sumbu vertikal. Jika sudutnya tajam disebut kubus (angular blocky) dan jika sudutnya membulat maka disebut kubus membulat (sub angular blocky). Ukuranya dapat mencapai 10 cm.
3. Lempeng (platy): Bentuknya sumbu horizontal lebih panjang dari sumbu vertikalnya. Biasanya terjadi pada tanah liat yang baru terjadi secara deposisi (deposited).
4. Prisma: Bentuknya jika sumbu vertikal lebih panjang dari pada sumbu horizontal. Jadi agregat terarah pada sumbu vertikal. Seringkali mempunyai 6 sisi dan diameternya mencapai 16 cm. Banyak terdapat pada horizon B tanah berliat. Jika bentuk puncaknya datar disebut prismatik dan membulat disebut kolumner.

Penyipatan strukur tanah meliputi 3 hal yaitu bentuk, tingkat perkembangan dan ukuran.
Bentuk struktur tanah dibedakan menjadi :
      1. Lempeng (platy) : sumbu vertikal lebih pendek dari sumbu horisontal.
2. Prismatik (prismatic) : sumbu vertikal lebih panjang dari sumbu horisontal. Sisi atas tidak membulat.
3. Tiang (columnar) : sumbu vertikal lebih panjang dari sumbu horisontal. Sisi-sisi atas membulat.
4.  Gumpal bersudut (angular blocky) : sumbu vertikal sama dengan sumbu horisontal. Sisi-sisi membentuk sudut tajam.
5.  Gumpal membulat (subangular blocky) : sumbu vertikal sama dengan sumbu horisontal. Sisi-sisi membentuk sudut membulat.
6.  Granuler (granular) : membulat, atau banyak sisi. Masing-masing buitr ped tidak porous.
7.  Remah (crumb) : membulat atau banyak sisi, sangat porous.


Tingkat Perkembangan atau Kemantapan Struktur
1.   Lemah : butir-buitr strukutr dapat dilihat, tetapi sudah rusak dan hancur waktu diambil dari profil tanah untuk diperiksa.
2.   Sedang : butir-buitr struktur agak kuat dan tidak hancur waktu diambil dari profil untuk diperiksa.
3.   Kuat : butir-butir struktur tidak rusak waktu diambil dari profil tanah dan tidak hancur walaupun digerak-gerakkan.

Ukuran Struktur
1.   Untuk bentuk struktur lempeng, granuler dan remah :
Ø  sangat halus/tipis                   : < 1 mm.
Ø  halus                                      : 1-2 mm.
Ø  sedang                                   : 2-5 mm.
Ø  kasar/tebal                             : 5-10 mm.
Ø  sangat kasar                          : > 10 mm.
2.   Untuk bentuk struktur gumpal membulat dan gumpal menyudut :
Ø  sangat halus                          : < 5 mm.
Ø  halus                                      : 5-10 mm.
Ø  sedang                                   : 10-20 mm.
Ø  kasar                                      : 20-50 mm.
Ø  sangat kasar                          : > 50 mm.
      3.  Untuk bentuk struktur prismatik dan tiang :
Ø  sangat halus/tipis                   : < 10 mm.
Ø  halus                                      : 10-20 mm.
Ø  sedang                                   : 20-50 mm.
Ø  kasar/tebal                             : 50-100 mm.
Ø  sangat kasar                          : > 100 mm.
E. Faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Struktur Tanah
Adapun factor – factor yang mempengaruhi pembentukan struktur tanah adalah :
1. Bahan organic
    Yang mana dalam pembentukan struktur tanah ini bahan organic berfungsi sebagai perekat atau lem.
2. Aktivitas makhluk hidup
    Bila didalam tanah banyak aktifitas makhluk hidupnya,maka tanah akan menjadi gembur dan akibatnya struktur tanah menjadi lemah.
3. Tekstur
    Tekstur menunjukan perbandingan relatif pasir, debu dan liat dalam tanah. Tekstur juga menunjukan keadaan kasar atau halusnya suatu tanah itu,dari penjelasan diatas dilihat. hubungan antara struktur dengan tekstur tanah yaitu tekstur tanah sangat butuh peran dalam menentukan struktur tingkat kesulitan dan kemudahan daya oleh tanah dan drainase tanah. Tanah yang kemantapan rendah makin mudah diolah karena kandungan liatnya sedikit dan sebaliknya. Tekstur tanah dengan struktur tanah erat sekali hubungannya. Sebagai contohnya, bila tekstur tanahnya pasir maka struktur tanahnya granuler.
4. Perakaran
    Akar berfungi untuk mendukung berdirinya tanaman dan mengangkut serta menyerap air dan zat – zat makanan dari dalam tanah. Bila akar tanaman tersebut kuat maka akan mengubah struktur dari tanah tersebut, yang semula gumpalan menjadi gumpal bersudut.
5. Organisme
    Dalam hal ini sama saja dengan factor aktivitas makhluk hidup, yakni bila di dalam tanah banyak terdapat organisme maka tanah menjadi gembur dan berakibat pada struktur tanahnya yang menjadi lemah.
6.  Bahan Induk
     Bahan organik mempunyai sifat mengikat, memperbesar kemungkinan penggumpalan yang mencirikan pada agregat individual. Bahan organik berperan sebagai perekat partikel-partikel tanah sehingga jika bahan tersedia dalam jumlah banyak partikel tanah sehingga mudah menyatu dan dapat dibentuk srtuktur egregat yang kuat kemantapannya.
7.  Erosi
     Tanah selalu peka terhadap erosi air. Bahan hasil erosi mungkin diendapkan di lembah-lembah sungai untuk menjadi bahan pembentuk tanah baru, atau mungkin terangkut sampai ke laut. Sehingga bila struktur tanahnya tidak mantap maka erosi akan terjadi.
F.  Faktor yang Dipengaruhi Struktur Tanah
Adapun factor – factor yang dipengaruhi struktur tanah adalah :
1. Perakaran
    Misalnya bila struktur tanahnya mantap maka akar akan sulit menembus.
2. Porositas
    Pori besar menyediakan aerasi, infiltrasi dan drainasi,pori sedang memberikan kemudahan bagi penghantaran air, pori kecil sebagai tandon air yang dapat
dimanfaatkan oleh tanaman.
3. daya menahan air
    Bila strukturnya memiliki pori yang halus maka tanah memiliki daya menahan air yang lebih sedikit pula.
4. pertumbuhan tanaman
    Struktur tanahnya mantap maka akar akan sulit menembus,maka pertumbuhan tanaman akan sulit dan membutuhkan pengolahan tanah yang keras.
G.  Pengaruh Struktur Tanah Terhadap Pertumbuhan Tanaman
Struktur tanah berfungsi memodifikasi pengaruh tekstur terhadap kondisi drainase atau aerasi tanah, karena susunan antara ped atau agregat tanah menghasilkan ruang yang lebih besar ketimbang susunan antar partikel primer. Oleh karena itu, tanah yang berstruktur baik akan mempunya kondisi drainase dan aerasi yang baik pula, sehingga lebih memudahkan sistem perakaran tanaman untuk berpenetrasi dan mengabsorpsi (menyerap) hara dan air, sehingga pertumbuhan dan produksi menjadi lebih baik (Hanafiah, 2004). 



BAB IV
PENUTUP
A .  KESIMPULAN
       Struktur tanah merupakan gumpalan-gumpalan kecil dari tanah akbiat melekatnya butir-butir tanah satu samalain. Satu unit struktur disebut ped. Apabila unit-unit struktur tersebut tidak terbentuk maka dikatakan bahwa tanah tersebut tidak berstruktur. Dalam hal ini ada dua kemungkinan yaitu : 1) Butir tunggal (single grain) = butir-butir tanah tidak melekat satu sama lain (contoh tanah pasir); 2) Pejal (massive) = buitr-butir tanah melekat satu sama lain dengan kuat sehingga tidak membentuk gumpalan-gumpalan (ped).
Profil tanah adalah penampang melintang (vertikal) tanah yang terdiri atas lapisan tanah (solum) dan lapisan bahan induk. Adapun solum tanah adalah bagian dari profil tanah yang terbentuk sebagai akibat proses pembentukan tanah.


DAFTAR PUSTAKA

Baroto dan Siradz. 2006. Kandungan tanah dan air di daerah aliran sungai code. Jurnal Ilmu Tanah 6 : 110-111
Hadi Utomo, W. 1982. Dasar-Dasr Fisika Tanah. Jurusan Tanah Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya: Malang

Hartono.2007. Geografi: Jelajah Bumi dan Alam Semesta. Bandung: CV. Citra Praya.

Indranada, H.K. 1986. Pengelolaan Kesuburan Tanah. PT Bina Aksari, Jakarta.

Kohnke, H. 1986. Soil Physics. Tata Mc Grow Hill Rubi Co. Ltd, New York.

Marshall, T. J and J. W. Holmes. 1987. Soil Physics. Cambridge University Press, New York.

Wiyono, A., Syamsul, dan E. Hanudin. 2006. Aplikasi soil taxonomy pada tanah-tanah yang berkembang dari bentukan karst gunung kidul. Jurnal Ilmu Tanah 6 : 13-26.

0 komentar:

Posting Komentar