Entah apa lagi yang akan saya gunakan untukmenamai blog ini. Satu hal yang terlintas dalam pikiran saya hanyalah kata "Cawan Kosong".Kalimat ini tercipta dari buah perenungan yang dalam atas kesadaran diri akan ketidaktahuan. Hal ini merupakan ejawantah dari sebuah konsep pemikiran tentang "allegory of the cave" plato dimana sang maestronya menggambarkan tentang sekelompok orang terpenjara dalam sebuah goa yang hanya dapat melihat realitas semu dan ketika mereka bebas,mereka terheran melihat suatu realitas yang diluar dugaan. Cerita inilah yang menyadarkan saya tentang pentingnya konsep "Ignorance" dalam hidup.

"Cawan Kosong " mengajarkan kepada kita tentang sikap kerendahan hati. Pemaknaan sikap kerendahan hati yaitu terletak pada kemampuan kita untuk tidak mengingkari ketidaktahuan,walaupun pada hakikat yang sebenarnya "Cawan Kosong" itu selalu terisi dengan "ketiadaan" yang mana "ketiadaan" merupakan ego semu kepuasaan dalam ilmu.

"Cawan Kosong" juga dapat ditakrifkan sebagai konsep keterbukaan.Konsep yang mengajarkan kepada kita semua bahwa ilmu dan kebaikan itu dapat datang dari mana saja bahkan dari Iblis sekalipun. Keterbukaan merupakan sebuah jalan untuk mengakses segala hal,sebab dengan mengatakan "tidak" berarti kita telah bersu'udzon kepada kemahakuasaan sang pencipta.

Konsep-konsep tersebut tersintesis dalam pola pikir "Cawan Kosong". Pola pikir cawan kosong dapat kita jadikan sebagai sebuah rujukan untuk merubah sikap "AKU". Menurut saya menghilangkan sikap "AKU" berarti akan mengubah pola pikir menjadi "KITA". Ketika seseorang telah mencapai kadar "KITA" maka akan muncul sikap kepedulian. Sikap kepedulian terbagi menjadi 2 yaitu peduli kepada diri sendiri dan peduli kepada sesama. Sikap kepedulian ini apabila terus kita rawat akan mengantarkan kita pada tataran "ubermensch" (manusia unggul) sehingga ketika kita membuka mata,kita dapat terbebas dari segala bentuk belenggu mentalitas budak.

0 komentar:

Posting Komentar